Kurang lebih sebulan pasca daftar SNMPTN, baru diumumkan gimana hasil seleksinya. Saking lamanya nunggu ampe ga takut, ga degdegan lagi Tapi tetep harus berdoa terus!☝ Tanggal 9 Mei pengumumannya. Itu bertepatan dengan farewell party sekolah. Pagi ampe sore kita seruseruan sama tementemen, pas pulang ke rumah udah cape malah keinget pengumuman itu. Gimana ga makin jlebbb coba😧 Tanggal 8, malem (blum jam 12🙈) ada temen yang ngebm minta nengok web SNMPTN, katanya siapa tau sudah. Lah orang dikasih tau tanggal 9 kok, jadi aku engga-in hehe😸✌ Kata aku cek ntar pagi aja. Terus aku milih tidur. Tapi gatau kenapa sama skali ga bisa tidur nyenyak. Kebangun mulu, antara bangun dan tidur terus komatkamit doa semoga lolos kedokteran hahaha😂😂😂 Jam 2 tengah malem aku browsing nyari apdetan berita tentang SNMPTN dll, termasuk buka twitter. Biasanya Bpost selalu apdet tuh ditwitter tiap kali ada berita baru😆 Inf...
Dipikir-pikir, libur akhir tahun ajaran kuliah lama juga ya 2 bulan. Jadi terpikir buat nonton drama korea. Niatnya bukan untuk baper-baperan, tapi nyari inspirasi, motivasi, hm kadang kalo tokohnya adorable gitu bisa jadi panutan saat lagi diposisi yang sama dengan dia(?) 😅😥 Bingung milih film apa. Tapi yang pasti tema medis, dokter, rumah sakit, kesehatan, pokoknya sejenis itu lah. Dari sekian banyak list, akhirnya milih Emergency Couple. Demi apa, KEREN! Ga nyesel nonton. Gatau kenapa kaya ngerasain apa yang dirasain sama tokoh utama cewenya. 😭 Ceritanya hampir seluruhnya bersetting di rumah sakit. Yah sebagian aja di rumah tokoh, di cafe, intinya di luar rumah sakit lah wkwk. Pusat ceritanya tentang tokoh utama cewe, Oh Jin Hee dan tokoh utama cowo Oh Chang Min. Awalnya Chang Min seorang mahasiswa kedokteran, keponakan Dirut Rumah Sakit Yoon, seluruh anggota keluarganya adalah dokter. Lalu bertemu dengan Jin Hee yang bekerja paruh waktu sebagai ahli gizi di kampus Chang Min...
Aku tahu jadi ibu itu lelah, tapi kenapa tidak ada yang memberi tahuku sebelumnya bahwa akan selelah ini? Bahwa ini adalah pekerjaan yang tanpa libur, bahkan terbawa hingga tidur ... ia tetap melekat di samping, bahkan semakin malam ia semakin erat memerlukanku. Tidak ada sedetik pun terlewat tanpanya, hanya bersamanya, teman yang belum bisa menjawab obrolanku. Tangis satu-satunya isyaratnya. Sesekali aku ikut menangis bersamanya, sesak di dada karena aku terlalu bodoh untuk mengerti apa maksud tangisnya. Kalimat "Semua ibu pasti ingin yang terbaik untuk anaknya." menjadi penenang. Setidaknya di ujung malam setelah melewati hari yang panjang, aku masih ingat dengan tulus ikhlas mengelus kepalanya, merapalkan doa, sesekali sambil menangis. Rasa lelah, sakit, rapuh, sedih, dan sesal karena sudah sebesar ini pun perjuanganku masih belum cukup untuk menjadi ibu yang baik. Iya. Pertanyaan "Kenapa tidak bisa lebih kritis seperti ibu-ibu yang lain?" saat aku tidak tahu imu...
Komentar
Posting Komentar