Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2016

Melupakan yang Teringat

Ku ingat dulu pernah bercakap pada hati, Bertanya sedikit merendahkan "Apa yang akan membuatku lupa?" Seakan hatiku menjawab lirih "Tak kan ada . . ." Dulu . . . Sering pertanyaan itu muncul berulang Bayangkan, Aku yang tak tahu tentang diriku sendiri Aku yang tak bisa mengendalikan rasaku Hingga kemarin ku temukan jawabnya Tentang apa yang berhasil membuatku lupa Ternyata ini Yang telah hadir dan menelusuk paksa jauh ke dalam jiwaku Aku telah berhasil lupa, Inilah alasan dibalik berhasilnya aku melupakan Hingga hari ini alasan itu telah pergi Tanpa kata dan sedikit terpaksa atau memaksa Mungkin karena ia sadar aku tak pernah memintanya hadir, Jadi untuk apa ia berpamitan saat akan pergi Dan duka lagi, Hal baru yang kembali menjadi bahan pertanyaanku, "Apa yang akan membuatku lupa?" Mungkin esok aku akan lupa tanpa perlu alasan, Atau selamanya akan ingat karena tak kunjung ada alasan untuk lupa.

Post-UB 7

Alhamdulillaah ada waktu ngepost lagi (artinya ada waktu kosong buat nyantai😅). Jadi minggu kemaren itu sibuk banget sama urusan rumah wkwk lebay ya😅 Terus gayung bersambut orangtua dateng ke Indonesia, lanjut kesibukan prepare ujian blok keluhan pertama di semester ini yaituuu~~~ Endokrin😆 Mestinya hari Jumat ujiannya, ternyata dimajukan jadi hari Kamis. Omooo😰 Tapi alhamdulillaah akhirnya terlewati. Bantu doa biar hasilnya super bagus yaaa, aamiin 😂 Setelah ujian, kena sindrom post-ujian blok (tidur all day and night) hahaha. Terus pas malam, laper, lagi makan malam tiba-tiba muncul notif line dari grup jarkom. Kaget sih karena di pop up-nya yang muncul cuma salam, kata-katanya formal amir wkwk langsung buru-buru buka, baca screening. Ternyata pengumuman hasil tes asisten dosen departemen fisiologi (hampir) 2 bulan yang lalu😰😂 Alhamdulillaah buat hasilnya, menambah kebahagiaan setelah ujian blok. 🙏❤❤❤ Terimakasih kepada orang-orang yang membantu doa & memberi informa

Stepped Up

Mungkin Dia ingin mengajarimu ikhlas. Atau agar kau lebih menghargai setiap hadir, karena tahu pedihnya hilang. Tinggal hatimu yang belum mantap. Tunggu saja, hikmah pasti terasa. Kalau bukan sekarang, mungkin nanti. Akan ada keselamatan yang kau sadari sebagai buah dari duka di masa lalu.

Jangan Potong Jarinya

Ada pengibaratan bagus yang pernah ku baca. Katanya begini, "Jika kuku kita panjang, maka yang dipotong adalah kukunya. Bukan jarinya. Begitu pun dalam kehidupan sosial, jika ada masalah dengan sesama, yang dihilangkan adalah masalahnya bukan silaturrahminya." Susah sih memang. Tapi aku pernah baca quotes kekinian gitu yang biasanya bersliweran di semua sosmed, TL line, beranda FB, TL twitter dll. Katanya, "Kita cuma perlu berbesar hati untuk saling menyapa dan mencairkan suasana yang membeku, karena kita sudah sejauh ini." Tapi 5 kata terakhir dari quote di atas ga nyambung si sebenernya. Intinya legowo aja lah, udah kejadian juga, terus mau diperparah lagi sama ga saling sapa, ga temenan, ga tau-menau(?) Padahal dulu mah pernah dekat sekali. Cukup lagunya aja yang "We don't talk anymore like we used to do," 🎶🎵 #selfreminder *cuma introspeksi, semoga ga ngalami 😂😅