Postingan

Menampilkan postingan dengan label patah hati

Untitled(!)

Hati selalu mengukir tentang semua yang pernah membuatnya singgah. Banyak sekali yang sudah tertulis. Ada tulisan yang tulus dari kebahagiaan jiwa, tak sedikit pula yang berupa luapan kedukaan hati. Layaknya malam ini. Aku masih memikul tanya dibenak. Mengapa bisa manusia menunggu yang telah pergi; mengharap yang tanpa kepastian; lalu terluka sebab orang yang menari seakan tak bersalah; akhirnya terkapar dalam berdanau air mata(?!)

Self Reminder

Pagi ini aku bangun seperti biasa. Gatau kenapa, suasana pagi ini sedikit sendu. Mungkin efek sunyi. Lagi-lagi gatau kenapa, tiba-tiba aku berpikir bahwa tidak ada yang mampu bertahan dalam jarak. Ya, ini mungkin sedikit salah. Tapi aku pernah mengalami, mungkin memang bagian dari masa lalu yang teringat kembali. Refrain. Aku juga tiba-tiba membuat kesepakatan dengan diriku sendiri bahwa banyak kebaikan tersia-sia karena mengejar yang lebih, lebih dan lebih. Mungkin benar bahwa untuk menyadari betapa berharganya sesuatu, kita harus kehilangannya dulu. Begitu juga dengan rasa dan seseorang. Persepsi tentang yang "terbaik" hanya berdasar opini rasa. Sedang logika sering kali mati. Yang terbaik menurut rasa adalah apa dan siapa yang kita kejar habis-habisan. Tanpa disadari sebenarnya ada yang lebih baik menurut logika; yang lebih dari sekedar mengejarmu habis-habisan. Namun juga memayungimu dengan syahdu, memberimu tanpa diminta, menemanimu dalam tangis duka karena apa dan s...

Terkecuali Pahlawan Pertamaku

Aku pikir mereka semua sama. Terkecuali pahlawan pertamaku, yang memberi setulus surya pagi tanpa meminta kembali. * * * Aku sudah sering melemah. Mengiyakan segalanya tanpa menghiraukan kecewa. Bukan karena kecewa itu tak ada, tapi karena aku lelah mengeras, membatu sepertimu dan segeolonganmu. Aku mual setiap kali mendengar kata-kata indah yang maknanya nol besar. Mungkin aku bosan, sudah setiap waktu kau memakaniku hal itu dan aku terus menelannya mentah-mentah. * * * Aku pikir mereka semua sama. Terkecuali pahlawan pertamaku, yang penuh kasih dari hati sebening embun pagi. ------------------ Listen to me; I miccu berry munch, daddy😭