Postingan

#Ibu: Evaluasi

Aku tahu jadi ibu itu lelah, tapi kenapa tidak ada yang memberi tahuku sebelumnya bahwa akan selelah ini? Bahwa ini adalah pekerjaan yang tanpa libur, bahkan terbawa hingga tidur ... ia tetap melekat di samping, bahkan semakin malam ia semakin erat memerlukanku. Tidak ada sedetik pun terlewat tanpanya, hanya bersamanya, teman yang belum bisa menjawab obrolanku. Tangis satu-satunya isyaratnya. Sesekali aku ikut menangis bersamanya, sesak di dada karena aku terlalu bodoh untuk mengerti apa maksud tangisnya. Kalimat "Semua ibu pasti ingin yang terbaik untuk anaknya." menjadi penenang. Setidaknya di ujung malam setelah melewati hari yang panjang, aku masih ingat dengan tulus ikhlas mengelus kepalanya, merapalkan doa, sesekali sambil menangis. Rasa lelah, sakit, rapuh, sedih, dan sesal karena sudah sebesar ini pun perjuanganku masih belum cukup untuk menjadi ibu yang baik. Iya. Pertanyaan "Kenapa tidak bisa lebih kritis seperti ibu-ibu yang lain?" saat aku tidak tahu imu

Realistic Fairy Tale

Dalam cerita fiktif, terlalu indah bagaimana citra pangeran impian digambarkan. Hingga secara realistis terasa mustahil untuk menemukannya di dunia nyata. Seorang lelaki yang membukakan pintu mobil untukmu, dia juga menanyakan apakah semua barang pribadimu lengkap sebelum mobil melaju. Saat tiba di tujuan, dia membukakan pintu untukmu. Lalu menarik kursi untuk tempat dudukmu di meja makan kalian. Dia selalu mendahulukan keinginanmu dan menuruti apa yang kamu katakan, sekecil apapun itu. Dia sigap mengambilkan tisu saat kamu tidak merasa nyaman dengan sisa makanan dibibir. Atau, dia berinisiatif mengambilkanmu sendal yang nyaman untuk kamu pakai saat kalian menyusuri pantai, agar flat shoesmu tidak berpasir. Saat hujan tiba-tiba turun, dia mengeluarkan payung agar dressmu tidak basah, meski jarak teras ke mobil hanya beberapa langkah. Dia seorang lelaki yang mengatakan "Aku tidak mempermasalahkan itu, jangan menangis lagi." setelah kamu menceritakan panjang lebar banyak kegaga

Akhirnya, Sumpah Dokter! (Flashback Koass)

Gambar
Rattan Inn, 18 Januari 2022 ... Alhamdulillah, hari yang ditunggu sejak lama akhirnya tiba. Sejak hari pertama masuk kuliah di Fakultas Kedokteran, inilah hari yang paling dinantikan. Yang perjuangannya sangat lama, panjang, sulit, penuh pengorbanan, ada air mata juga yang beberapa kali tumpah. Lelah, fisik & psikis. Demi bertahan hingga hari yang dinanti ini tiba ... Saat masih kuliah dulu, setiap kali ada acara sumpah dokter kakak tingkat aku selalu terdiam sejenak menatap gedung teater FK ULM dari bawah. "Semoga aku bisa segera sumpah dokter juga. Semoga ketika hari itu tiba, aku sedang dalam kondisi terbaik bersama mama & abah." Lalu mataku berkaca-kaca menahan tangis, sesak di hati, namun juga membangkitkan semangat yang semakin tinggi. Ada 3 pos kebahagiaan bagi mahasiswa FK: 1. Saat diterima masuk kedokteran (baca deh postingan aku tentang perjuangan SNMPTN hehe) 2. Saat wisuda S1 (S.Ked) 3. Saat sumpah dokter (officially a medical doctor) Wisuda seperti men-ch

Pengalaman Jadi Asisten Dosen

Gambar
Jadi, duluuu banget, kalau ga salah aku masih SMP, diceritain orangtua tentang anak temen beliau yang jadi asisten dosen (dia orang Indonesia yang juga tinggal di Makkah, melanjutkan kuliah di Indonesia). Kami satu sekolah dan dia beberapa tahun di atasku, orangnya terkenal pinter banget seantero sekolah, juara kelas, ikut lomba-lomba dan menang, jadi delegasi sekolah buat event internasional di luar Saudi, etc. Intinya, (mungkin) kebanyakan orangtua mengidam-idamkan anak mereka jadi kayak dia. Secara ga langsung juga sebenernya aku jadi kagum gitu, jadi pengen se-terkenal dia karena prestasi. And I tried very hard, hasilnya yah ... Alhamdulillah. Balik lagi ke topik, jadi waktu itu aku ga tau tugas asisten dosen itu ngapain, cuman yah dari namanya "Asisten dosen" ya berarti bantuin dosen(?) mungkin bantuin ngabsen mahasiswa(?) *soalnya dulu waktu aku sekolah selalu diabsen satu-satu sama guru, jadi mikirnya kuliah juga bakal gitu wkwk*. Setelah sekian tahun berlalu, akhirny

Ambil Saja!

Pernah ga sih kalian ngerasa kayak "Ini milik aku.", "Pokoknya ini udah aku genggam!", "Ga ada yang boleh ganggu, ini punyaku!" dan perasaan lain semacam itu. Lalu ketika ada yang 'mengambil'nya, hati langsung kesel, kecewa, marah, benci sekali dengan orang yang merebut. Aku, sih, jujur pernah. Kemana kalian pergi mencari ketenangan disaat kecewa? Dengan siapa kalian curhat saat sedih yang amat sangat? Sedih karena 'kehilangan' atau 'ditinggalkan', misalnya(?) Rasanya baru saja kemarin aku merasa rapuh, jatuh dan (ibaratnya) untuk menegakkan kepala saja tidak mampu. Bagaimana pengekspresian kecewaku? Berkoar mungkin iya, tapi sebatas tulisan dan relatif sebentar lalu menguap begitu saja, selebihnya aku pilih untuk menyimpan sendiri. Kalau mau nangis, ya, cukuplah nangis saat sendiri. Hm engga sih, bukan sendiri! Lebih tepatnya berdua, dengan Allah. Terkadang menjadi tidak tau itu lebih baik daripada tau lalu menambah kesedi

Hajj 1438 H

Kamis, tanggal 31 Agustus 2017 Miladi; bertepatan dengan tanggal 9 Dzul Hijjah 1438 Hijri, hari wuquf untuk para hujjaaj. Bismillah tawakkalna 'alAllah. Hari Kamis, siang, kami sekeluarga berangkat dari rumah ke Arafah dengan mobil pribadi. Beiringan dengan mobil lain (tetangga dan teman orangtua yang sama-sama muqim di Makkah). Alhamdulillah jalan sama sekali ga macet karena jemaah haji dari negara lain sudah ke Arafah tanggal 7 atau 8 Dzul Hijjah, dan muqimin di Makkah sudah banyak yang ke Arafah dari kemarin malam hingga pagi hari ini.  Memasuki daerah Aziziah jalanan sudah banyak yang di tutup polisi untuk menertibkan lalu lintas. Alhasil, beberapa kali mutar balik dan cari alternatif jalan lain sampai akhirnya tiba di tempat yang dituju. Kami parkir mobil di daerah yang lumayan dekat dengan Muzdalifah, lalu melanjutkan perjalanan ke Arafah dengan bus, bergabung dengan hujjaaj lain yang kebanyakan asli Saudi. Bus berhenti beberapa meter dari tanda kawasan Arafah. Wa

Emergency Couple

Dipikir-pikir, libur akhir tahun ajaran kuliah lama juga ya 2 bulan. Jadi terpikir buat nonton drama korea. Niatnya bukan untuk baper-baperan, tapi nyari inspirasi, motivasi, hm kadang kalo tokohnya adorable gitu bisa jadi panutan saat lagi diposisi yang sama dengan dia(?) 😅😥 Bingung milih film apa. Tapi yang pasti tema medis, dokter, rumah sakit, kesehatan, pokoknya sejenis itu lah. Dari sekian banyak list, akhirnya milih Emergency Couple. Demi apa, KEREN! Ga nyesel nonton. Gatau kenapa kaya ngerasain apa yang dirasain sama tokoh utama cewenya. 😭 Ceritanya hampir seluruhnya bersetting di rumah sakit. Yah sebagian aja di rumah tokoh, di cafe, intinya di luar rumah sakit lah wkwk. Pusat ceritanya tentang tokoh utama cewe, Oh Jin Hee dan tokoh utama cowo Oh Chang Min. Awalnya Chang Min seorang mahasiswa kedokteran, keponakan Dirut Rumah Sakit Yoon, seluruh anggota keluarganya adalah dokter. Lalu bertemu dengan Jin Hee yang bekerja paruh waktu sebagai ahli gizi di kampus Chang Min