Trust . . . No One!

Ada orang yang terlalu baik hingga mudah sekali untuk percaya pada orang lain. Berkali-kali ia percaya dengan seseorang dan berkali-kali pula ia sakit karena hal itu. Sampai akhirnya dia menyerah, memutuskan untuk berhenti dan menjauh dari orang yang menghancurkan kepercayaannya.
Lama ia berusaha mengobati sendiri sakitnya. Menyusun keping-keping kepercayaannya yang telah hancur, tersusun rapi namun guratan-guratannya tak dapat dihilangkan; membekas!

Hingga kemudian ia berjumpa seseorang. Ia sangat berusaha untuk tetap bisa percaya penuh dengan orang lain, termasuk dengan orang yang baru dijumpainya. Sedikit demi sedikit ia mulai bisa percaya. Seiring waktu kepercayaannya sudah setengah terisi. Tiba-tiba ada satu hal yang ia sadari, satu kebohongan orang itu terbongkar. Dia menangis, sakit kembali, dan kepercayaannya tersisa sangat sedikit. Namun dia pikir itu hanya kesalahan yang tak disengaja, ia harus bisa memaafkan, melupakan dan mempercayai orang itu kembali.

Semakin jauh berjalan, kepercayaannya pada orang itu sudah hampir kembali penuh. Canda, tawa dalam bahagia membuatnya semakin yakin untuk lebih percaya. Sampai suatu ketika ... ia baru menyadari satu lagi kebohongan orang itu. Kebohongan yang mampu menghabiskan seluruh kepercayaannya yang nyaris sempurna. Kepercayaanya kembali hancur; berhamburan; dan terlalu susah untuk menjadi utuh kembali.

Kadang terlalu mudah percaya berarti terlalu mudah pula untuk kecewa. Namun, ketika kita tersakiti karena kepercayaan kita disia-siakan, saat itulah kita belajar untuk tidak menyia-nyiakan kepercayaan orang lain termasuk kepercayaan dari orang yang telah menyia-nyiakan kepercayaan kita.

(Maybe it's better if you trust no one. ☺)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akhirnya, Sumpah Dokter! (Flashback Koass)

OSCE. Smt 3: END!

Berbaik-baik agar Baik