E M P T Y

Ketika kamu baru saja menyelesaikan pekerjaanmu di luar rumah, lalu pulang memikul lelah. Membuka gembok pagar sambil menatap kosong halaman rumah, memarkirkan kendaraanmu dengan lunglai, lalu membuka pintu rumah pelan-pelan.

Matamu memicing, menatap jauh hingga bagian terdalam yang mungkin terlihat dari depan pintu. Gelap. Kau dapati gorden masih rapat terjuntai. Sungguh sepi.

Kau langkahkan kaki pelan-pelan ke kamarmu, seakan tak ingin ada yang tahu kehadiranmu padahal nyatanya tak ada siapapun di rumah selain kau. Dengan tangan masih menggenggam gagang pintu kamar, kau berdiri mematung. Menatap kosong tempat tidurmu yang tidak berubah sama sekali sejak kau pergi tadi pagi-pagi buta. Ia tidak lantas rapi dengan bantal yang tersusun dan selimut terlipat, tapi tetap terhambur bekas kau tidur tadi malam.

Kau lepas tas dan semua barang bawaan, kau tinggalkan kamar. Lalu lapar semakin menjadi-jadi.

Langkah kakimu begitu pelan menuju dapur. Seperti orang kelaparan tak bertenaga yang berjalan terseok mencari makan.

Di dapur, kau dapati kompor yang penuh percikan minyak, penggorengan dan panci yang tetap tergeletak di situ setelah kau menggoreng telur dadar tadi setelah subuh. Piring makanmu yang masih menampung beberapa bulir nasi masih tetap di atas meja makan. Semuanya tidak berubah.

Kau pergi dengan buru-buru tadi pagi. Dan sorenya kau kembali ke rumah, tak ada satupun yang berubah. Kompormu tak lantas bersih, meja makanmu tak lantas berkilau, piring bekas kau makan tak lantas tercuci lalu tersusun rapi di rak. Semuanya tak ada sedikitpun yang berubah. Tetap seperti sebelum kau tinggal pergi.

Kau duduk termenung di meja makan, menghadapi piring kotor bekas sarapanmu.

Kau menyadari sesuatu. Tentang hidupmu yang sendiri dan rumahmu yang seakan tak bernyawa.

Air matamu membuncah. Bukan karena sedih, tapi karena kasian pada dirimu sendiri.

Kau lalu takut sepi akan membunuhmu perlahan. Mungkin bukan ragamu yang mati, tapi jiwamu.

Bersemayam dalam duka atas sepi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akhirnya, Sumpah Dokter! (Flashback Koass)

OSCE. Smt 3: END!

Berbaik-baik agar Baik