Pengalaman Jadi Asisten Dosen

Jadi, duluuu banget, kalau ga salah aku masih SMP, diceritain orangtua tentang anak temen beliau yang jadi asisten dosen (dia orang Indonesia yang juga tinggal di Makkah, melanjutkan kuliah di Indonesia). Kami satu sekolah dan dia beberapa tahun di atasku, orangnya terkenal pinter banget seantero sekolah, juara kelas, ikut lomba-lomba dan menang, jadi delegasi sekolah buat event internasional di luar Saudi, etc. Intinya, (mungkin) kebanyakan orangtua mengidam-idamkan anak mereka jadi kayak dia. Secara ga langsung juga sebenernya aku jadi kagum gitu, jadi pengen se-terkenal dia karena prestasi. And I tried very hard, hasilnya yah ... Alhamdulillah. Balik lagi ke topik, jadi waktu itu aku ga tau tugas asisten dosen itu ngapain, cuman yah dari namanya "Asisten dosen" ya berarti bantuin dosen(?) mungkin bantuin ngabsen mahasiswa(?) *soalnya dulu waktu aku sekolah selalu diabsen satu-satu sama guru, jadi mikirnya kuliah juga bakal gitu wkwk*. Setelah sekian tahun berlalu, akhirnya aku ngikutin jejak dia, kuliah di Indonesia, di bidang kesehatan juga (kayak dia) tapi beda jurusan, dannn di awal tahun kedua kuliah Alhamdulillah jadi asisten dosen pula (kayak dia).

Di akhir semester 6, genap 2 tahun aku jadi asisten dosen Departemen Fisiologi. Kadang capek, tapi aku sudah berjuang keras untuk sampai diposisi ini.

Gimana waktu itu aku bisa jadi asisten dosen?
Jadi, akhir semester 2 kuliah aku pulang ke Makkah karena liburan beberapa bulan. Aku pulang tanpa bawa buku apapun, aku cuma pengen istirahat dari rutinitas belajar dan baca buku yang rumit (padahal tau kalau dokter itu adalah pelajar seumur hidup). Ditengah masa libur itu dapat info open recruitment asisten dosen baru dari semua departemen. Tapi, ga ada yang sreg selain departemen Fisiologi. Akhirnya, selama di Makkah mikir gimana caranya biar bisa belajar materi fisiologi padahal lagi ga bawa buku satu pun. Jadi minta tolong sama keluarga buat nyariin & fotoin modul fisiologi di kamar. Dan, ya, cuma bisa baca itu doang wkwk. Sampai akhirny kembali ke Indonesia dan ikut seleksi.

Pertama, ada seleksi tertulis, menjawab soal pilihan ganda, kalau ga salah ingat total soal 100. Rasanya udah kayak pasrah coyyy abis selesai tahap pertama itu wkwk, ada soal yang materinya belum pernah aku baca dan belum dipelajarin juga di kelas.

Kedua, aku melewati tahap presentasi dan tanya jawab terkait materi presentasi. Bahan yang diangkat bebas, fisiologi apapun dan boleh makai alat peraga apapun selain perangkat elektronik, jadi mengutamakan kreatifitas masing-masing (karena ngajar itu juga perlu seni yakannn). Waktu itu aku mempresentasikan mengenai fisiologi pembekuan darah. Udah nyiapin bahan dong, bawa kertas gedeee banget udah kayak papan tulis, udah digambarin pembuluh darah, bagan-bagan, dll lengkap lah pokoknya. Kenapa harus lengkap? Hehe ini sih trik biar penguji bingung nanyain apaan yak karena udah lengkap banget penjelasan kita, walaupun ga mungkin sih ada yang perfect ngejelasin A-Z tanpa ketinggalan satu hal pun. Waktu presentasi kalau ga salah ingat 7 menit, tanya-jawab 3 menit.

Selain itu, ada wawancara juga. Pertanyaan yang umum diajukan misalnya kayak "Apa motivasi kamu daftar di departemen ini?", "Kenapa ga daftar di departemen lain?", "Apakah udah ada ikut seleksi atau daftar di departemen lain?". Yang penting sih jawab aja jujur, dari hati, biar segalanya mengalir alami. Dan, komitmen! Artinya, kalau kamu emang pengen di suatu departemen, yaudah maksimalin aja di departemen itu. Jangan kayak ngadu nasib gitu. Kamu pengennya di departemen A, daftar di departemen A, ikut seleksi di situ, terus sambil nunggu pengumuman kamu daftar lagi di departemen B, ngadu nasib, kali aja masuk di departemen B. Kalau aku sih big NO, ga adil cuy, kasian orang lain yang emang komitmen di departemen B, mending kamu juga konsen aja di departemen A, persiapin mateng-mateng.

Berapa kuota setiap tahunnya? Setiap tahun departemen Fisiologi nerima 10 asisten dosen baru. Biasanya sih 5 cewe 5 cowo, mungkin biar adil kali ya, kesetaraan gender(?).

Apa aja sih tugasnya asisten dosen Fisiologi? Selama ini yang utama adalah membimbing praktikum. Di prodi pendidikan dokter biasanya 1-2 kali praktikum per blok. Selain itu juga membimbing praktikum dari prodi lain, dari Universitas lain, AKBID atau STIKES luar. Setiap praktikum mahasiswa dapat tugas laporan awal dan di akhir praktikum dapat tugas laporan akhir. Nah semua tugas-tugas itu dikoreksi oleh asisten dosen. Kadang karena sibuk sama kuliah sendiri suka lupa nyetor nilai mahasiswa sampai deadline.

Seneng ga jadi asisten dosen Fisiologi? Seneng banget Alhamdulillah. Ada orang lain yang pengen banget di posisi ini, jadi kita syukurin aja apa yang udah Allah kasih. Kadang kita suka lupa tanggal, padahal besok harusnya ngasisten, tapi H-1 biasanya ketua kelompok yang bakal kamu bimbing menghubungi, mengingatkan besok akan ada praktikum dengan materi X, dari jam sekian sampai jam sekian. Jadi ga perlu takut lalai, asal komitmen insya Allah bisa dan ga jadi beban.

Intinya, masyaAllah, pengalaman ini berharga banget. Secara ga langsung bisa saling kenal dengan adik tingkat, dokter dan analis dari departemen Fisiologi. Dan fisiologi itu materi yang seru, kita kayak baca dongeng. Semua yang terjadi di dalam tubuh ada alur atau plotnya, persis dongeng. Kalau alur itu berjalan baik bakalan happy ending (sehat/fisiologis), kalau ada konflik mungkin bakal sad ending (sakit/patologis).

Bukber asisten dosen Fisiologi angkatan 2015 & 2016
-Ramadhan 1439-





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akhirnya, Sumpah Dokter! (Flashback Koass)

OSCE. Smt 3: END!

Berbaik-baik agar Baik