Realistic Fairy Tale

Dalam cerita fiktif, terlalu indah bagaimana citra pangeran impian digambarkan. Hingga secara realistis terasa mustahil untuk menemukannya di dunia nyata.

Seorang lelaki yang membukakan pintu mobil untukmu, dia juga menanyakan apakah semua barang pribadimu lengkap sebelum mobil melaju.

Saat tiba di tujuan, dia membukakan pintu untukmu. Lalu menarik kursi untuk tempat dudukmu di meja makan kalian.

Dia selalu mendahulukan keinginanmu dan menuruti apa yang kamu katakan, sekecil apapun itu.

Dia sigap mengambilkan tisu saat kamu tidak merasa nyaman dengan sisa makanan dibibir. Atau, dia berinisiatif mengambilkanmu sendal yang nyaman untuk kamu pakai saat kalian menyusuri pantai, agar flat shoesmu tidak berpasir.

Saat hujan tiba-tiba turun, dia mengeluarkan payung agar dressmu tidak basah, meski jarak teras ke mobil hanya beberapa langkah.

Dia seorang lelaki yang mengatakan "Aku tidak mempermasalahkan itu, jangan menangis lagi." setelah kamu menceritakan panjang lebar banyak kegagalan dan kekuranganmu sambil terisak. Terasa sesak di dada saat kamu ingin menjadi pendampingnya namun sadar bahwa masih terlalu buruk untuk dia yang sempurna.

Dia lelaki yang selalu ingin membawamu melakukan banyak hal baru bersama, mengajakmu mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah kamu datangi, memberikan segalanya yang terbaik dibanding apa yang telah kamu lewati sebelumnya.

Dia penuh cinta, menatap matamu lekat sambil berkata "Aku sedang merekam wajahmu di otak, sebelum kita kembali dipisahkan jarak." Kamu tersipu, sambil menahan senyum dan mata berkaca-kaca.

Bukankah semua itu terlalu indah untuk menjadi nyata? Terkesan tidak realistis untuk menemukan seorang lelaki impian dengan seluruh perlakuan manis itu.

Tapi ...
Ternyata, aku menemukannya. Dia benar-benar ada.
Dia sangat sempurna dan memperlakukanku dengan cara yang juga sempurna. Sedang aku masih belajar menjadi baik, untuk sedikit merasa lebih pantas berdiri di sebelahnya.

Jika dikatakan jodoh adalah bagian dari rezeki,
maka dia adalah salah satu rezeki terbesar dalam hidupku selama ini.

Jika ini adalah jawaban untuk pintaku disetiap sujud,
maka dia adalah bentuk paling sempurna dari pengkabulan Allah atas permohonanku dalam tahajjud.

Dan yang pasti . . .
hadirnya menjadi salah satu hal yang paling aku syukuri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akhirnya, Sumpah Dokter! (Flashback Koass)

OSCE. Smt 3: END!

Berbaik-baik agar Baik