Permata di Etalase๐Ÿ’Ž๐ŸŒน

ูˆَู‚َุฑْู†َ ูِูŠ ุจُูŠُูˆุชِูƒُู†َّ ูˆَู„َุง ุชَุจَุฑَّุฌْู†َ ุชَุจَุฑُّุฌَ ุงู„ْุฌَุงู‡ِู„ِูŠَّุฉِ ุงู„ْุฃُูˆู„َู‰ ูˆَุฃَู‚ِู…ْู†َ ุงู„ุตَّู„َุงุฉَ ูˆَุขุชِูŠู†َ ุงู„ุฒَّูƒَุงุฉَ ูˆَุฃَุทِุนْู†َ ุงู„ู„َّู‡َ ูˆَุฑَุณُูˆู„َู‡ُ ุฅِู†َّู…َุง ูŠُุฑِูŠุฏُ ุงู„ู„َّู‡ُ ู„ِูŠُุฐْู‡ِุจَ ุนَู†ูƒُู…ُ ุงู„ุฑِّุฌْุณَ ุฃَู‡ْู„َ ุงู„ْุจَูŠْุชِ ูˆَูŠُุทَู‡ِّุฑَูƒُู…ْ ุชَุทْู‡ِูŠุฑุงً
“Dan hendaklah kamu tetap tinggal di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (Al Ahzab: 33).

Ga kerasa udah beberapa tahun di Indonesia, banyak banget pengaruhnya buat kehidupan aku pribadi. Mulai dari bahasa, ampun deng bahasa banjar udah nempel banget. Terus pergaulan yang sangat luas, yang dulu waktu disana cuma temen sekolah sekarang tambah banyak masyaAllah. Lalu busana, dulu keluar rumah makai baju tidur pun bodo amat yak karena dilapisin abaya, muka bantal ketutup sama cadar, kulit muka sama tangan ga dilijatin ama panasnya matahari, sekarang mah harus selalu upgrade pakaian di lemari, bedak udah kaya kebutuhan primer walaupun cuma tipis seenggaknya ada perlindungan dikit, cream sama sunblock juga jadi pentinggg sekali. Dulu disana bodo amat deh sama hal-hal itu dan kulit sehat-sehat aja masyaAllah.

Terlepas dari itu semua, aku selalu kangen sama segala hal di Saudi, bahkan hal-hal kecilnya. Di sana, kemana-mana pasti sama orangtua, mau apapun cuma bilang sama abah dan taraaa~ dibeliin, bahkan satu permen pun yang tokonya ga jauh dari rumah bilang ke abah aja. Beda jauh dengan di sini. Kalau di Indonesia aku merasa dunia sangaaat luas, tapi justru luasnya itu kadang bisa sampai tidak ada batas. Sabar, ini ujian wkwk. Iya ujian menurutku, seberapa kuat perempuan menahan diri buat ga kesana-kemari. Kalau alasannya refreshing, kenapa cewe di sana betah aja hidup padahal gabisa tiap sore nongkrongin gerobak pentol, atau tiap malem keluar nyari makan(?) *hm aku juga lagi mikir kenapa wkwk

Aku punya sepupu cewe dan kita seangkatan sekolahnya. Sekarang sama-sama anak FK tapi aku di Indonesia dia di Saudi. Entah gimana kok kayanya anteng banget dia hm๐Ÿ˜” Waktu untuk di rumah itu konstan, di luar ga molor sampai sore apalagi malam. Aku sebagai cewe pun ngerasa di Saudi lebihhh aman, lebih terjaga, tertutup, terlindungi. Entah bagaimana, tapi itulah yang kurasa.

Yasudah gapapa, itulah perbedaan, ga bisa disamain๐Ÿ˜‰ Ada keunikan dan khasnya masing-masing, berbeda budaya dan keragaman. Tapi andai semua orang bisa mencoba melihat dari sudut pandang lain, betapa perempuan itu berharga. Apalagi menurut pandangan Islam. Pernah denger ga kalau shalatnya perempuan lebih baik di rumah? Kata Rasulullah SAW:
{ุฎَูŠْุฑُ ู…َุณَุงุฌِุฏِ ุงู„ู†ِّุณَุงุกِ ู‚َุนْุฑُ ุจُูŠُูˆุชِู‡ِู†َّ}
“Sebaik-baik masjid bagi para wanita adalah diam di rumah-rumah mereka.” (HR. Ahmad 6/297. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan dengan berbagai penguatnya).

ุตَู„ุงَุฉُ ุงู„ْู…َุฑْุฃَุฉِ ูِู‰ ุจَูŠْุชِู‡َุง ุฃَูْุถَู„ُ ู…ِู†ْ ุตَู„ุงَุชِู‡َุง ูِู‰ ุญُุฌْุฑَุชِู‡َุง ูˆَุตَู„ุงَุชُู‡َุง ูِู‰ ู…َุฎْุฏَุนِู‡َุง ุฃَูْุถَู„ُ ู…ِู†ْ ุตَู„ุงَุชِู‡َุง ูِู‰ ุจَูŠْุชِู‡
“Shalat seorang wanita di rumahnya lebih utama baginya daripada shalatnya di pintu-pintu rumahnya, dan shalat seorang wanita di ruang kecil khusus untuknya lebih utama baginya daripada di bagian lain di rumahnya” (HR. Abu Daud no. 570. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Nah kan, sholat yang hukumnya wajib aja lebih baik dikerjaan dirumah khusus buat cewe. Terus pernah terbersit ga kira-kira dimana dengan jihadnya cewe? Open this photo ๐Ÿ‘‡ Dari buku 99 Nasihat Dahsyat Nabi Untuk Wanita oleh Abu Yazid & Ummu Nafisa.

Itu aja jihad wanita, sederhana. Poin kedua: taat kepada suami, itu dilakukan tanpa harus ke luar rumah. Kalo kita mungkin belum pada nikah, yah mungkin gantinya berbakti sama orangtua dan sama aja bisa dilakuin di dalem rumah; menutup aurat, nurut apapun kata orangtua selama itu baik.

Masih dibuku yang sama, jihadnya wanita juga bisa dengan menuntut ilmu. Kalau kita-kita mungkin kuliah, sebelum berangkat kuliah sarapan dulu sambil nonton ceramah agama di berbagai saluran tv sekarang udah canggih. Dikampus mungkin ada kajian-kajian Islami, kalau kebetulan ga sibuk bisa mampir untuk dapat ilmu agama.

Sederhana ya, sederhanaaa sekali! Jadi, aku masih pada pola pikirku. Perempuan itu lebih baik dirumah, keluar hanya untuk alasan syar'i seperti kuliah/sekolah demi ilmu karena {ุทู„ุจ ุงู„ุนู„ู… ูุฑูŠุถุฉ ุนู„ู‰ ูƒู„ ู…ุณู„ู… ูˆู…ุณู„ู…ุฉ}. Sudah, itu aja. Dan aku bersyukur orangtuaku kurang setuju kalau aku harus keluar untuk hal-hal di luar itu apalagi sampai malam atau bahkan menginap๐Ÿ˜ฉ Jadi (kalau kata orang Banjar) berelaan ai lah๐Ÿ˜… Yang lebih menempel dan membentuk adalah apa yang ditanamkan sejak anak masih kecil, dan masa kecilku habis di Saudi, aku tidak biasa keluar rumah (lagi) habis pulang sekolah selain sama orangtua. "Terus kamu ga pernah jalan-jalan?" Sering kali jalan-jalan๐Ÿ˜‘ tapi kan sama orangtua terus.

Allahu a'lam. Aku bukan orang yang selalu tau, bukan orang paling baik, aku juga banyak kekurangan, bisa salah dan bukan yang paling bener. Aku nulis ini juga hasil baca kok, aku bukan orang yang paling banyak ilmunya. Sama aja lah aku pun lagi belajar juga. Kalo bahasa kerennya mah CMIIW yak wkwk, correct me if I'm wrong. Sekali lagi "berelaan" untuk siapapun itu.

Alhamdulillah ini postingan udah sampe akhir kok, cape ya bacanya ๐Ÿ˜๐Ÿ˜‚✌ Terimakasiiih, gomawooo, syukran, thank youuu. ๐Ÿ‘‹

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akhirnya, Sumpah Dokter! (Flashback Koass)

OSCE. Smt 3: END!

Berbaik-baik agar Baik