Suatu Malam Saat Aku ke Rumah-Mu

Tak ada yang begitu berkesan sepanjang hari ini. Hingga, tengah malam, aku siap dengan abaya dan balutan kerudung hitam lengkap dengan cadar.

Langkah-langkah ku pelan menuruni anak tangga, sepi sudah anak-anak tetangga. Tak terdengar sayup-sayup kecil pun. Sepertinya mereka sudah berkelana jauh ke dalam lukisan rekaan mimpi masing-masing. Angin malam seketika menembus helaian kain di tubuhku. Dingin sekali angin malam, begitulah ku rasa! Sangat hati-hati ku turuni bukit kecil, tak ada lagi orang yang berlalu lalang di sini. Sangat sepi. Pedal gas perlahan terinjak, meliuk-liuk ayah menyetir mobil melewati beberapa belokan lengkung. Di jalan raya pun sama, sangat sedikit orang yang ku lalui. Hanya mobil-mobil dengan kecepatan di atas 80 km/jam yang menyususri jalanan ini. Lampu jalanan sudah cukup membuat suasana ramai, walau sebenarnya tidak.
Waktu 5 menit sudah cukup untuk sampai ke rumah-Nya. Alhamdulillah! Halaman rumah-Nya yang luas membuat aku merasa leluasa untuk berlinjang. Tak banyak orang yang masih bertahan di sini, namun tetap dapat ku lihat orang-orang menyemut di setiap pojok tatapan mataku. Asri sekali di sini!

Hingga langkah santai kami tiba di depan pintu mewah Rumah-Nya. Pegal, duduk, itu pilihan untuk kami. Sembari ku merenung dalam perenungan yang dalam, ku pandang jauh ke Ka'bah. Apa isinya? Bagaimana keadaan di dalamnya? Kapan aku bisa masuk ke dalamnya?
Kami lanutkan ekspedisi kecil-kecilan ini dengan mengitari Ka'bah putaran demi putaran. Hingga beres, tujuh putaran telah kami lalui! Melelahkan , namun seru!

Aku memang bukan orang yang hobi dengan sesuatu yang bernama narsis, namun kali ini aku menyempatkan diri untuk mengabadikan moment seru ini.


 Alhamdulillah atas ni'mat-Mu Ya Rahman

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akhirnya, Sumpah Dokter! (Flashback Koass)

OSCE. Smt 3: END!

Berbaik-baik agar Baik